6 Wisata Yogyakarta Dekat Malioboro yang Bisa Dijangkau dengan Jalan Kaki

6 Wisata Yogyakarta Dekat Malioboro yang Bisa Dijangkau dengan Jalan Kaki

Diposting pada

Pendahuluan

Direktori Wisata – Yogyakarta, sering disebut sebagai Jogja, adalah salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia, dikenal karena kekayaan budaya dan warisan sejarahnya. Terletak di pulau Jawa, kota ini sering dianggap sebagai pusat pendidikan dan seni, menjadikannya magnet bagi para pelancong yang ingin merasakan keunikan Indonesia. Salah satu kawasan yang paling ikonik di Yogyakarta adalah Malioboro, yang berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat dan turis. Malioboro bukan hanya sekadar jalan; melainkan simbol kehidupan kota yang dinamis dan penuh warna.

6 Wisata Yogyakarta Dekat Malioboro yang Bisa Dijangkau dengan Jalan Kaki

Malioboro menawarkan akses mudah ke berbagai atraksi yang menarik, mulai dari pasar tradisional hingga tempat bersejarah. Pedestrian yang ramah serta suasana yang hidup membuat kawasan ini menjadi tempat ideal untuk memulai petualangan menjelajahi Yogyakarta. Para wisatawan sering kali memulai perjalanan mereka dari Malioboro untuk menikmati keindahan dan keunikan berbagai tempat wisata terdekat yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Hal ini memungkinkan pengunjung merasakan atmosfer lokal dengan lebih mendalam sekaligus menikmati kebudayaan dan keramahan masyarakat Yogyakarta.

Kehadiran berbagai fasilitas seperti restoran, kedai kopi, dan toko souvenir di Malioboro semakin memperkuat posisi kawasan ini sebagai pusat pariwisata. Selain itu, kemudahan akses ke berbagai angkutan umum juga menjadikan Malioboro sebagai titik awal yang strategis untuk mengeksplorasi keajaiban lain yang dimiliki Yogyakarta. Dalam artikel ini, akan diulas enam tempat wisata yang dekat dari Malioboro dan dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki, yang menjadikan pengalaman wisata Anda di Yogyakarta semakin berkesan.

Sejarah Malioboro

Sejarah Malioboro

Malioboro merupakan salah satu jalan utama yang terletak di pusat Yogyakarta, Indonesia. Sejak dahulu, jalan ini telah menjadi pusat aktivitas perdagangan, budaya, dan pariwisata. Nama “Malioboro” berasal dari kata “Marlborough,” yang merujuk pada nama seorang Pangeran Inggris yang memiliki hubungan dengan Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18. Seiring berjalannya waktu, Malioboro dikenal sebagai ikon kota Yogyakarta yang menggambarkan perpaduan antara tradisi dan modernitas.

Sejarah Malioboro dimulai pada masa pembuatan keraton pada 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I. Jalan ini dibangun dengan tujuan mempermudah akses dari istana ke pusat kota. Sejak saat itu, Malioboro berkembang pesat, dengan berbagai bangunan penting dan pusat perdagangan yang muncul di sepanjang jalan. Dalam perkembangannya, Malioboro tidak hanya dijadikan sebagai jalan lintasan, tetapi juga menjadi ruang publik yang digunakan untuk berbagai kegiatan sosial dan budaya.

Sebagai bagian dari Warisan Budaya dunia, Malioboro memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Yogyakarta. Jalan ini menjadi simbol identitas kota yang sarat dengan sejarah, di mana masyarakat lokal dan wisatawan memiliki kesempatan untuk mengapresiasi seni, budaya, dan tradisi yang ditawarkan. Terdapat berbagai toko, kios, serta pedagang kaki lima yang menjajakan produk lokal dan kerajinan tangan, menambah daya tarik Malioboro sebagai destinasi wisata. Selain itu, Malioboro juga sering menjadi tempat terselenggaranya festival budaya dan acara-perayaan yang melibatkan masyarakat luas.

Malioboro telah menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, menggambarkan perjalanan sejarah Yogyakarta yang kaya dan beragam. Keberadaan jalan ini tidak hanya memperkuat nilai-nilai budaya, tetapi juga meningkatkan sektor pariwisata yang sangat penting bagi perekonomian daerah. Seiring dengan perkembangan zaman, Malioboro tetap menjadi lokasi yang esensial, tidak hanya bagi masyarakat Yogyakarta, tetapi juga bagi para pelancong yang ingin merasakan atmosfer khas kota ini.

Baca juga :

Tugu Yogyakarta: Simbol Kebanggaan Kota

Tugu Yogyakarta: Simbol Kebanggaan Kota

Tugu Yogyakarta merupakan ikon yang sangat dikenal di kota Yogyakarta dan terletak hanya beberapa langkah dari jalan Malioboro. Monumen ini dibangun pada tahun 1755 dengan tujuan awal untuk menandai pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. Dengan arsitektur yang khas dan elegan, Tugu Yogyakarta memiliki bentuk menyerupai menara yang menjulang tinggi. Tugu ini terdiri dari beberapa bagian, yakni bagian bawah yang berbentuk kotak dan bagian atas yang berbentuk silinder. Struktur ini melambangkan filosofi yang dalam, di mana bagian bawah merepresentasikan kekuatan dan stabilitas, sementara bagian atas melambangkan harapan dan cita-cita masyarakat Yogyakarta.

Sejarah Tugu Yogyakarta tidak lepas dari perkembangan kota ini sendiri. Tugu ini menjadi titik pertemuan antara dua jalan utama yang menghubungkan pusat kota dengan pesisir selatan. Seiring berjalannya waktu, Tugu Yogyakarta menjadi simbol identitas dan kebanggaan masyarakat setempat. Pada malam hari, monumen ini dihiasi lampu yang membuatnya semakin indah dan menarik untuk dijadikan objek foto.

Baca juga :

Di sekitar Tugu Yogyakarta, pengunjung dapat menikmati beragam aktivitas menarik, seperti bersantai di area taman yang hijau dan nyaman, mencoba kuliner lokal di pedagang kaki lima, atau mengunjungi beberapa gallery seni dan kafe yang tak jauh dari lokasi. Banyak wisatawan yang menjadikan Tugu Yogyakarta sebagai latar belakang foto yang menarik, baik di siang hari maupun saat malam hari. Berbagai sudut di sekitarnya menawarkan pemandangan yang unik dan berkesan, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa saja yang berkunjung. Tugu Yogyakarta, dengan semua keindahan dan makna yang terkandung di dalamnya, tentu menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi mereka yang berada di Yogyakarta. Saksikan google maps.

Kraton Yogyakarta

Kraton Yogyakarta

Kraton Yogyakarta, yang juga dikenal sebagai Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, merupakan istana resmi Sultan Yogyakarta yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Didirikan pada tahun 1755, Kraton adalah pusat pemerintahan dan kebudayaan bagi masyarakat Yogyakarta. Arsitektur bangunan yang megah mencerminkan kebudayaan Jawa yang kental, dengan berbagai ornamen, ukiran, dan desain yang merepresentasikan filosofi dan simbolisme mendalam dari budaya setempat. Keindahan Kraton terletak pada perpaduan antara tradisi, seni, dan sejarah, menjadikannya salah satu destinasi wisata yang paling menarik di Yogyakarta.

Di dalam kompleks Kraton, pengunjung dapat menemukan beberapa objek menarik, seperti Pagelaran yang digunakan untuk berbagai upacara, dan Masjid Kraton yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah namun juga sarat akan nilai seni arsitektur. Museum yang terdapat di dalam Kraton menyimpan koleksi artefak dan benda-benda bersejarah, termasuk kereta kencana dan harta karun milik sultan yang menawarkan wawasan lebih dalam mengenai sejarah dan kebudayaan Yogyakarta. Setiap sudut Kraton menggambarkan kehidupan Sultan dan keluarganya, memberikan pengunjung pengalaman yang tak terlupakan.

Kraton Yogyakarta dibuka untuk umum setiap hari dengan jam operasional dari pukul 09.00 hingga 14.00, dengan hari Jumat sebagai hari libur internal. Untuk memasuki Kraton, pengunjung diharuskan membeli tiket masuk yang cukup terjangkau. Dari Malioboro, wisatawan dapat menjangkau Kraton dengan berjalan kaki selama kurang lebih 15 hingga 20 menit. Rute yang dilalui cukup strategis dan aman, melewati serta menikmati suasana kota Yogyakarta yang hidup dan ramai. Dengan demikian, mengunjungi Kraton Yogyakarta tidak hanya memberi pengalaman budaya yang kaya tetapi juga memberikan kesempatan untuk menikmati keindahan lebih dalam dari kehidupan sehari-hari masyarakat Yogyakarta.

Baca juga : Candi Prambanan, Candi Istimewa dan Paling besar di Asia Tenggara yang Menjadi legenda

Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terletak tidak jauh dari Malioboro, Yogyakarta. Pasar ini dikenal sebagai pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai produk khas Yogyakarta, mulai dari batik, makanan, hingga souvenir yang mencerminkan budaya lokal. Setibanya di sana, pengunjung disuguhkan dengan suasana yang ramai dan penuh warna, di mana para penjual dengan ramah menawarkan dagangan mereka.

Salah satu daya tarik utama Pasar Beringharjo adalah tekstil batik. Di sini, pengunjung dapat menemukan berbagai jenis batik, baik yang berupa kain maupun pakaian jadi. Terdapat banyak pilihan corak dan warna, menjadikan tempat ini ideal bagi mereka yang ingin membeli batik sebagai oleh-oleh atau sebagai bagian dari koleksi pribadi. Selain batik, pasar ini juga menjual makanan tradisional seperti gudeg, keripik tempe, dan camilan lainnya, yang tentunya menggugah selera dan menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Berbelanja di Pasar Beringharjo memberikan kesempatan yang baik untuk berinteraksi dengan para pedagang lokal. Untuk mendapatkan harga terbaik, pengunjung disarankan untuk melakukan tawar-menawar. Menawar harga merupakan bagian dari budaya berbelanja di pasar tradisional Indonesia, dan sering kali, pedagang akan memberikan diskon bagi pembeli yang bersikap ramah dan menghargai produk yang ditawarkan. Untuk pengalaman yang lebih menyenangkan, pengunjung juga dapat mengunjungi pasar pada pagi hari, saat suasana lebih tenang dan barang dagangan masih lengkap.

Dengan segala keunikan dan kekayaan yang ditawarkan, Pasar Beringharjo menjadi salah satu destinasi wajib bagi pengunjung yang ingin merasakan atmosfir lokal di Yogyakarta. Baik untuk membeli oleh-oleh atau sekadar menjelajahi berbagai produk, pasar ini tentu memberikan pengalaman belanja yang berkesan di tengah kota yang penuh dengan budaya dan sejarah.

Baca juga : Museum Jogja Kembali, Mengenali Museum Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Taman Sari: Bekas Taman Kerajaan yang Menawan

Taman Sari: Bekas Taman Kerajaan yang Menawan

Taman Sari merupakan salah satu destinasi wisata yang paling menarik di Yogyakarta, terletak tidak jauh dari Malioboro. Sejarah Taman Sari dapat ditelusuri kembali ke abad ke-18 saat Sultan Hamengkubuwono I memerintahkan pembangunan kompleks ini sebagai tempat bersantai dan peristirahatan bagi keluarga kerajaan serta sebagai lokasi untuk kegiatan kenegaraan. Taman Sari tidak hanya menarik perhatian karena sejarahnya, tetapi juga karena keindahan arsitektur yang menggabungkan gaya tradisional Jawa dengan sentuhan Eropa, menciptakan suasana yang memukau bagi para pengunjung.

Salah satu daya tarik utama Taman Sari adalah kolam-kolamnya yang indah, terdapat beberapa kolam yang dirancang dengan teliti. Kolam Air Kenanga, misalnya, dulunya digunakan sebagai tempat mandi para putri kerajaan. Perlu dicatat, struktur bangunan dan kolam di Taman Sari memiliki desain yang unik, mencerminkan nilai-nilai estetika dan filosofis dalam budaya Jawa. Keberadaan kolam tersebut memberikan nuansa tenang dan menambah keindahan lanskap sekitar, menjadikannya tempat yang ideal untuk bersantai dan mengambil foto.

Untuk mencapai Taman Sari dari Malioboro, pengunjung dapat melakukan perjalanan dengan berjalan kaki yang memakan waktu sekitar 15-20 menit. Selama perjalanan, para pengunjung dapat menikmati suasana kota Yogyakarta yang ramai dan penuh warna. Setibanya di Taman Sari, pengunjung tidak hanya dapat menjelajahi kompleks sejarah ini, tetapi juga merasakan udara segar dan kedamaian yang sulit ditemukan di tempat lain. Eksplorasi di Taman Sari dapat memberikan pengalaman yang mendalam mengenai kekayaan sejarah dan budaya Yogyakarta, menjadikannya salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi setiap wisatawan.

Baca juga : Gumuk Pasir Parangkusumo, Object Wisata Alam Hits dan Modern di Jogja

Alun-Alun Kidul

Alun-Alun Kidul

Alun-Alun Kidul, yang terletak tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta, adalah area sosial dan rekreasi yang penting bagi masyarakat setempat. Melangkah ke Alun-Alun Kidul, pengunjung segera disambut oleh dua pohon beringin ikonik yang mengelilingi alun-alun. Pohon-pohon ini bukan hanya menjadi landmark, tetapi juga simbol kebudayaan dan keterikatan masyarakat Yogyakarta. Aktivitas yang bisa dilakukan di area ini sangat beragam, mulai dari bermain, bersantai, hingga mencoba berbagai kuliner khas daerah.

Pada siang hari, Alun-Alun Kidul memberikan vibe yang ceria dengan anak-anak bermain, pasangan yang berjalan-jalan, dan komunitas lokal yang berkumpul. Namun, suasana berbeda akan terasa saat malam hari tiba. Lampu-lampu yang menghiasi alun-alun menciptakan suasana yang magis, cocok untuk bersantai setelah seharian beraktifitas. Pengunjung dapat menikmati keindahan malam sambil mencicipi berbagai makanan dari pedagang kaki lima yang menjajakan kuliner lezat di sekitar area ini. Street food ala Yogyakarta seperti wedang ronde, bakso, dan soto terasa lebih nikmat saat dinikmati di bawah bintang-bintang.

Selain itu, Alun-Alun Kidul juga sering menjadi lokasi pertunjukan seni dan budaya, memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk merasakan kekayaan budaya lokal. Para pelukis, musisi, dan penari sering kali menampilkan karya mereka, menambah daya tarik alun-alun sebagai pusat kegiatan sosial. Bagi pengunjung yang ingin merasakan pengalaman unik, berkeliling menggunakan andong (kereta kuda) adalah pilihan yang menarik. Keseluruhan suasana di Alun-Alun Kidul membuatnya menjadi destinasi yang sangat direkomendasikan saat mengunjungi Yogyakarta, khususnya bagi yang ingin menjelajahi kawasan sekitar Malioboro dengan berjalan kaki.

Baca juga : Obelix Hills: Destinasi Wisata Menarik di Indonesia

Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo merupakan salah satu tempat yang penting untuk dikunjungi bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam mengenai seni dan budaya Jawa. Terletak tidak jauh dari kawasan Malioboro, museum ini menyimpan ratusan koleksi yang menyoroti kekayaan budaya Indonesia, khususnya yang berasal dari Yogyakarta. Salah satu highlight dari museum ini adalah koleksi wayang kulit, yang merupakan salah satu bentuk seni pementasan tradisional yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Wayang kulit tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan ajaran agama.

Selain wayang kulit, Museum Sonobudoyo juga memiliki koleksi keris, yaitu senjata tradisional yang tidak hanya berfungsi untuk membela diri tetapi juga dianggap sebagai simbol status dan kekuatan. Setiap keris memiliki cerita dan makna yang mendalam, sehingga pengunjung dapat belajar banyak tentang sejarah dan filosofi yang melekat pada setiap senjata. Di samping itu, museum ini juga memamerkan alat musik tradisional, yang menjadi bagian integral dari budaya Jawa. Alat musik seperti gamelan dan angklung menghadirkan nuansa unik yang mencerminkan irama kehidupan masyarakat Jawa.

Untuk mencapai Museum Sonobudoyo dari Malioboro, pengunjung dapat dengan mudah berjalan kaki sekitar 10 hingga 15 menit. Berjalan kaki di sekitar area ini memberikan kesempatan untuk menikmati suasana kota Yogyakarta yang kaya akan sejarah dan budaya. Idealnya, waktu kunjung ke museum ini adalah pada pagi atau sore hari, ketika suhu lebih sejuk dan pengunjung dapat menikmati setiap detail eksposisi dengan lebih nyaman. Museum ini sering mengadakan pameran dan acara budaya, sehingga pengunjung disarankan untuk memeriksa jadwal acara sebelum berkunjung, agar tidak kehilangan pengalaman yang berharga. Saksikan google maps.

Penutup

Yogyakarta, sebagai salah satu destinasi wisata terkemuka di Indonesia, menawarkan beragam tempat menarik yang dapat dijangkau dengan mudah, khususnya area sekitar Malioboro. Dalam pembahasan kali ini, kita telah menjelajahi enam tempat wisata yang memiliki daya tarik tersendiri dan dapat diakses hanya dengan berjalan kaki. Dari keindahan arsitektur, keunikan budaya, hingga pengalaman kuliner yang menggugah selera, semua aspek tersebut menyatu dalam keindahan Yogyakarta yang tiada duanya.

Malioboro sendiri menjadi jantung dari aktivitas wisata di Yogyakarta, dengan segala kemudahan dan kenyamanan bagi pengunjung. Kemanapun langkah kaki kita pergi, selalu ada sesuatu yang menarik untuk dilihat dan dijelajahi. Destinasi-destinasi yang telah dibahas seperti Benteng Vredeburg, Taman Sari, dan Pasar Beringharjo menambah nilai lebih pada pengalaman berwisata, memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai sejarah dan budaya kota ini. Saksikan google maps.

Untuk merencanakan perjalanan yang efisien dan menyenangkan, perhatikan beberapa tips sederhana. Pertama, persiapkan rute perjalanan dengan baik dan kenali waktu operasional dari setiap tempat wisata. Gunakan aplikasi peta atau navigator agar tidak tersesat saat menjelajahi. Kedua, gunakan alas kaki yang nyaman, karena menyusuri tempat-tempat wisata yang dekat dengan Malioboro akan melibatkan banyak jalan kaki. Selain itu, jangan lupa untuk mencicipi kuliner lokal yang lezat, karena pengalaman berwisata tidak lengkap tanpa mencicipi makanan khas Yogyakarta.

Baca juga : Agrowisata Bhumi Merapi di Sleman Jogja

Akhirnya, kami berharap informasi ini dapat menjadi panduan berharga bagi Anda untuk menjelajahi Yogyakarta, terutama tempat-tempat wisata yang dekat dengan Malioboro. Semoga kunjungan Anda ke kota ini membawa kenangan indah dan pengalaman yang tak terlupakan.