Pesona Wisata Masjid Alit Ki Ageng Gribig
Pesona Objek Wisata Rohani dan Ziarah Masjid Alit Ki Ageng Gribig
Direktori Wisata. – Masjid Alit Ki Ageng Gribig merupakan masjid pertama di daerah Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Masjid yang dibangun oleh Ki Ageng Gribig dengan mengandalkan 4 buah tiang soko guru dan bangunan serambi sebagai ruang tambahannya.

Pada saat Direktori Wisata ke lokasi Masjid Alit Ki Ageng Gribig bangunan masjid terlihat bergaya asitektur seperti masjid kuno di wilayah Jawa Lainnya, dengan mihrab yang khas dan memiliki mustaka yang unik dengan bahan gerabah dan logam.
Masjid Alit juga sering disebut sebagai masjid tiban, dan di masjid inilah Ki Ageng Gribig selalu bersujud di hadapan Alloh SWT.

Sebagai informasi tambahan, nama Ki Ageng Gribig tidaklah asing bagi masyarakat seputar Klaten, bahkan ketika mendengar nama tersebut, ingatan kita akan langsung tertuju pada istilah “Yaaqowiyu”, yaitu acara sebaran apem.
Nama “apem” sendiri merupakan saduran dari bahasa Arab”Affan”, yang bermakna Ampunan. Bila kita sering mendengar acara tradisi “Yaaqowiyu” tujuannya adalah, agar masyarakat selalu memohon ampunan kepada Sang Pencipta.
Menurut informasi catatan sejarah, Ki Ageng Gribig yang memiliki nama asli Wasibagno Timur atau Syekh Wasihatno yang merupakan keturunan Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit, dan sekaligus merupakan seorang ulama besar yang memperjuangkan Islam di tanah Jawa, tempatnya di Desa Kraja, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
Ki Ageng Gribig konon, memiliki jasa besar pada Kerajaan Mataram. Hingga Sultan Agung bermaksud mengangkat Ki Ageng Gribig sebagai Bupati Nayaka pada waktu itu. Namun, Ki Ageng Gribig tidak bersedia dan lebih memilih menjadi ulama dari pada menjadi seorang pejabat.

Lanjut informasi, atas perintah Sultan Agung, Ki Ageng Gribig mendirikan masjid baru yang jauh lebih besar, masjid tersebut berjarak +/- 100 meter dari Masjid Alit Ki Ageng Gribig, sekarang dikenal dengan sebuatan Masjid Besar Jatinom.
Di lokasi area sebelah makam Masjid Besar jatinom inilah kita akan menemukan tempat ziarah makam Ki Ageng Gribig. Bila kita menelusuri anak tangga, kita akan menemukan sebuah tanah lapang yang terdapat dua menara yang terletak di tengah.
Bangunan tersebut selalu dipergunakan sebagai upacara tradisi bersih desa pada bulan Sapar yang disebut “Yaaqowiyu” atau sebar apem.

Konon, dari keterangan yang Direktori Wisata dapatkan di lokasi “Yaaqawiyyu merupakan upacara tradisi Saparan Apem yang selalu di laksakan di daerah Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
Acara tradisi ini cukup menarik perhatian bila ditilik dari sebuah nilai tradisi dan budaya, di dalamya tersirat makna spiritual dengan kemasan performance tradisi yang menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat setempat hingga para wisatawan untuk datang menghadiri acara upacara tradisi Saparan “Yaaqowiyyu”.
Dalam buku panduan upacara tradisi Saparan Yaaqawiyyu yang kami dapatkan di lokasi, di dalam buku tersebut di jelaskan bahwa pada saat Ki Ageng Gribig pulang dari Mekah beliau mendapatkan kue apem.
Dan dikarenakan kue apem tersebut tidak cukup untuk dibagikan ke keluarga dan sanak saudaranya, beliau meminta kepada istrinya untuk membuat kue apem buat diberikan kepada sanak saudaranya dan tetangga kiri kanan rumahnya.
Baca juga : Wisata Ziarah Antara Tradisi Dan Budaya Di Indonesia
Dengan meilihat asal muasal tradisi upacara Saparan di daerah Jatinom ini, kita dapat melihat bahwa di dalam sebuah tradisi tersebut terdapat sebuah pembelajaran Shodaqoh dan cinta kasih sayang yang di praktekan oleh Ki Ageng Gribig.
Selain memiliki nilai kultural, makna spiritual yang terkandung di dalam acara sebuah ritual upacara tradisi Sparan “Yaaqowiyyu” di Jatinom, Klaten ini dapat bertujuan pula sebagai membangun spirit cinta dan kasih sesamanya.
Hanya dengan mencintai kasi sesamanya, maka kita sebagai manusia telah membuktikan bahwa cinta kasih Tuhan dapat menjadikan kehidupan di atas muka bumi ini menjadi lebih berkah.
Itulah secara garis besar yang bisa kami tangkap dari makna yang tersirat akan sebuah nilai tradisi yang terkandung di dalamnya untuk menjadi suri tauladan contoh dan nasehat kebaiakan untuk kita semua.
Baca juga : Masjid Besar Jatinom:: Pesona Wisata Klaten
Pesona Wisata Masjid Alit Ki Ageng Gribig bukan hanya memberikan sebuah arsitektur yang unik bernilai sejarah dan spiritual.
Namun lebih dari itu, di lokasi ini kita akan mendapatkan segala informasi pembelajaran positif akan sebuah makna dan pesan ilmu yang tersirat dalam sebuah nilai tradisi upacara Sarapan “Yaaqowiyyu” sebagai sebuah tradisi upacara adat sebar apem di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.[]
namanya masjid alit yang menurut orang sunda artinya kecil padahal masjidnya gede dan megah, ditambah saya jadi tau masjid ki ageng gribig deh nih
Kalau masjid alitnya sendiri memang kecil Mang, dan ini merupakan dua masjid yang berbeda loh….. seperti pengulasan di dalam artikel tersebut… 😀
Tempat ibadah bersejarah semacam ini sudah menjadi kewajiban bersama untuk merawatnya agar tetap terjaga sampai anak cucu..
Benar mas, banyak pembelajaran yang tersirat di balik sebuah makna dari perjalanan sejarah yang di dalamnya mengandung nilai spiritual yang sederhana di dalamnya 😀
Berati nama Apem itu, adalah nama jenis makanan yang disebarkan pada saat acara apem, bukan nama makanan yah Pak.
Apem yang di maksud ya apem makanan yang kita tahu mas, yaitu kue apem
Jos kang sampai detail ulasannya 🙂
terimakasih Kang Rullah…. 😀
Meskipun kecil dan sederhana, masjid-masjid jaman dulu tetap menyimpan sejarah ya bang 🙂
Benar mba, apalagi bila kita mengetahui sejarah di balik seorang tokohyang mendirikannya ya ? seperti ki Ageng Gribig ini. 😀
Saya sendiri yang di Klaten belum pernah ke situ, tapi sudah pernah dengar. Dari tempat saya jauh juga. Mungkin suatu saat jika ke situ saya sempatkan.
Silahkan mas, lokasi masjdi Alit Ki Ageng Gribig ini tidak jauh dari pasar Jatinom Klaten, Jawa Tengah. Nanti di sana akan terlihat papan petunjuknya yang akan mengarahkan kita menuju ke lokasi masjid ini.