Pesona Wisata Haritage Kerajaan Malayu di Tanjungpinang
Jejak Sejarah Peninggalan Kerajan Melayu di Pulau Penyengat Tanjungpinang Kepulauan Riau
Direktori Wisata – Situs bangunan unik bersejarah jejak peningalan Kerajaan Melayu di Pulau Penyengat Kepulauan Riau yang menjadi setinasi liburan yang menarik dikunjungi.
Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki destinasi wisaa sejarah Kerjaaan Melayu masa silam sehingga banyak orang yang mengenal kota ini sebagai kota gurindam negeri pantun, dan yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura menjadikan kota ini sebagai kawasan wisata yang dilirik oleh wisatawan asing dari negeri jiran.

Bukan hanya pesona wisata alamnya yang dapat memukau, kawasan Tanjungpinang ini juga memiliki destinasi wisata sejarah yang berupa bangunan ibadah sekaligus obyek wisata sejarah yang menjadi destinasi wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang bertandang di kota ini.
Berikut merupakan tempat wisata sejarah Peninggalan Kerajaan Melayu di Tanjungpinang yang dapat kita temukan di Pulau Penyengat.
Di kawasan Pulau Penyengat ini kita dapat menemukan jejak sejarah pusat perkembangan kebudayaan kesusastraan Melayu yang juga kedudukan kerajaan Riau pada abad ke-19 silam. Jejak peninggalan perkembangan agama Islam di pulau ini dapat kita nikmati dari pesona keindahan Masjid Raya Sultan Riau.
Masjid yang berada di Pulau Penyengat Tanjungpinang Keplauan Riau ini menjadi salah satu warisan peninggalan bangunan yang hingga kini masih terjaga ke asliannya. Masjid Raya Sultan Riau bersejarah ini dibangun pada tahun 1803 oleh yang dipertuan muda ke-7 Raja Abdul Rahman.
Konon menurut cerita secara turun temurun dari masjid yang dibangun secara gotong royong dari segenap rakyat baik laki-laki maupun perempuan, konon salah satu bahan dasar untuk membangun masjid ini adalah putih telur. yang difungsikan sebagai perekat.
Hal tersebut terjadi pada saat pembangunan begitu banyak sumbangan sayur mayur dan telur yang berdatangan mengalir. Sehingga para pekerja merasa bosan mengkonsumsi telor terus. memang secara data otentik kita tidak tahu persis bangunan ini dibangun mengunakan putih telur ataupun tidak, karena tidak ada prasasti atau data-data lainnya yang falid bisa ditemukan untuk memberikan penjelasan tersebut.
namun demikian masyarakat sekitar tetap meyakini baha masjd yang begitu kokoh ini dibangun dengan menggunakan cairan putih telur sebagai pengganti semen, karena pada saat waktu tersebut memang semen belum ada.
Dengan segala bentuk dan kisah keunikan masjid tersebut bangunan itu ternyata bukan hanya menjadi tempat ibadah umat muslim, melainkan juga menjadi daya tarik bagi wiatawan lokal maupun mancagera yang datang. Namun, bahan apapun yag digunakan untuk mebangun sebuah bangunan masjid, tidak akan mengurangi nilai spiritual masjid itu sendiri.
Warna masjid yang didominasi dengan warna kuning sebagai simbol Kerajaan Melayu di keulauan Riau ini memiliki panjang 19,80 meter dan lebar 18 meter. bentuk simbol lainnya dari masjid ini adalah kubah masjid sebanyak 13 buah serta menara 4 buah.
Didalam area masjid terdapat sebuah al mari yang berhiaskan tulisan kaligrafi ayat-ayat dari surat Al-Kafi tersimpan kitab suci serta 1.200 buku-buku Islampeninggalan yang dipertuan muda Riau yang ke-10 Raja Muhammad Yusuf.
Selain itu, di dalam area masjid juga terdapat Al-Quran hasil tulisan tangan Raja Abdul Rahman yang dibuat pada tahun 1867sepulang dari Turki dan setelah berhasil cara penulisan ayat-ayat suci. Al-Quran tersebut lalu disebut dengan nama Mazhab Al-Quran tulisan tangan Abdul Rahman Istambul.
Masih di dalam area ruangan masjid, kita pun bisa melihat sebuah lampu hias kristal peninggalan kuno yang merupakan hadianh dari Kerajaan Rusia di jerman.
Dibalik masjid kokohnya bangunan yang konon dibangun dengan menggunakan putih telor sebagai perekat bangunan ini, ternyata juga masih menyimpan artefak-artefak yang bernilai sejarah. Maka tidaklah heran bila Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat ini menjadi benda cagar budaya nasional yang harus diljaga dan dilestarikan.
Melisik beberapa area lokasi disekitaran masjid terdapat ruangan yang diperuntukan sebagai pendukung ibadah, maupun ruangan sebagai tempat melepas penat.
Untuk bisa sampai di masjid ini sahabat Direktori Wisata indonesia perlu menyeberang dengan menggunakan perahu kapal yang dikenal dengan sebutan perahu pompong sekiatr 15 menit dari Pulau Bintan.
Baca juga : Tempat Wisata Pantai Batam Yang Fenomenal
Bagi sahabat Direktori Wisata Indonesia yang berasal dari luar Pulau Bintan kepulauan Riau, bisa mengunjungi pulau ini dengan melalui jalur udara dengan mengmbil rute penerbangan menuju Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, lalu dilanjut penyebrangan dengan menggunakan kapal.
Baca juga : Pesona Wisata Alam Pulau Natuna
Atau bila sahabat Direktori Wisata Indonesia berasal dari Jakarta – Bandara Hang Nadim (Batam) – naik taksi bandara dengan ongkos sekitar Rp 65.000,- atau naik ojek dengan biaya sekitar Rp. 30.000,- Dari Pelabuhan Tanjung Punggur kita dapat naik speadboat ke Lobam Pulau Bintan dengan tarif Rp 35.000,- yang akan memakan waktu perjalanan sekitar 15 menit atau naik kapal ferry dengan tarif Rp 26.000,- sekitar 1 jam perjalanan.
Dari Johor Malaysia, rutenya adalah : Johor – Pelabuhan Tanjung Punggur – ikuti rute di atas. Kalau awal perjalananmu dari Singapura, rutenya : Singapura – Batam – Pelabuhan Tanjung Punggur – naik speadbooat/ferry – Pulau Bintan.
Kunjungi 8 Tempat Wisata Yang Sedang Trend di Kabupaten Siak Riau
Dan bagi sahabat Direktori Wisata Indonesia yang berniat keliling atau jalan-jalan di Pulau, Bintan kami sarankan untuk menyewa motor di loaski dengan biaya sewa sekiatr Rp 100.000,-/ hari atau kendaraan mobil sekitar Rp 300.000,- per hari.
Semoga informasi tempat wisata Sejarah di Pulau Penyengat Tanjungpinang tersebut di atas dapat memberikan sebuah gambaran yang bisa membantu sahabat Direktori Wisata untuk menetukan pilihan liburan saat menuju ke Kepulauan Riau dengan rute jalan yag bisa dipilih sesuai menurut selera dan kemampuan. Selamat liburan.[]