Menyusuri Kampung Batik Laweyan Solo
Direktori Wisata. – Kampung Batik Laweyan Solo dikenal sebagai kampungnya para Juragan Batik, terkenal sejak tahun 1970-an dan menjadi salah satu ikon destinasi wisata sejarah para perajin batik Solo yang cukup dikenal di kalangan masyarakat internasional.

Dari informasi yang Direktori Wisata terima di lokasi, Laweyan sendiri bersala dari kata lawe, atau dikenal dengan nama lain serat-serat kapas yang halus, dan ini merupakan bahan baku pembuatan kain mori.
Jadi Laweyan menunjukan kepada kita bahwa di daerah inilah kita dapat menemukan banyak tempat destinasi wisata kerajinan yang terbuat dari banyak benang lawe.
Seperti yang dituturkan oleh Mas Yanto juru kunci pesarean Kyai Ageng Henis yang lokasi berada bersebelahan dengan Masjid Laweyan Solo. ( Baca : Pesona Wisata Masjid Laweyan Solo )

Dan menurut catatan sejarah batik Surakarta yang kami temukan, diyakini bahwa batik Surakarta pertama kali diperkenalkan semasa Kerajaan Pajang, dengan pelopornya yaitu Kyai Ageng Henis pada awal abad ke-16. Maka tidaklah heran bila di dalam perkampungan batik Laweyan Solo ini kita dapat menemukan tempat pesarean Kyai Ageng Henis.
Memasuki kawasan perkampungan batik Laweyan Solo, kita akan banyak menemukan sebuah papan yang memberitahukan kepada kita bahwa di daerah tersebut memiliki destinasi situs bersejarah menarik yang bisa kita telusuri di kawasan tempat wisata batik Solo di kampung Laweyan.

Wajah Laweyan kini telah berubah, dan tidak semuram puluhan tahun silam. Kampug yang dikenal juga sebagai bukti masa keemasan Serikat Dagang Islam yang diprakarsai KH. Samanhudi sekitar tahun 1911 ini popularitasnya kian meningkat di mata dunia internasional seiring dikenalnya hasil produksi batik tradisional khas Solo dari kampung Laweyan.
Singgah di Kampung Batik Laweyan Solo, kita akan menemukan banyak rumah-rumah lawas dengan pagar tembok tinggi dan tertutup rapat. Dan ini menjadi pertanda bahwa masyarakat penduduk kampung Laweyan pernah mencapai tingkat taraf ekonomi kehidupannya masa kejayaan di atas rata-rata.
Menurut informasi yang saya terima di lokasi bahwasanya eksportir pertama berasal dari kampung Laweyan ini.

Menysuri lorong-lorong rumah penduduk, kita akan banyak meemukan rumah para perajin batik di kampung Laweyan Solo, kita dapat mersakan aura masa lalu Laweyan yang masih terasa khas.
Aroma harum malam (lilin) untuk membuat batik tercium samar-samar di setiap lorong jalan yang kita lalui hingga kami menemukan sebuah rumah produksi Batik Mahkota Laweyan.

Beragam motif batik Laweyan Solo, dari proses pembuatan batik hingga perjalanan catatan sejarah panjang tentang kampung batik Laweyan kami dapatkan di tempat-tempat lorong-lorong di rumah penduduk yang kami lewati di kawasan ini.
Dari obyek-obyek sejarah yang ada di sekitaran kampung batik laweyan, hingga informasi pengembangan produk batik tradisional yang di produksi oleh masyarakat setempat.
Baca: Kampung Batik Laweyan: Harmonisasi Modernitas Dan Masa Lalu
Menyusuri Kampung Batik Laweyan Solo akan mengajak kita melihat dari dekat sebuah pengembangan kampung batik dengan catatan sejarah panjang yang akan membuka cakrawala pengetahuan kita akan sebuah arti sedni tradisi budaya lokal batik yang dapat mencuri perhatian dan pengakuan dunia internasional.[]
Apalagi Presidennya dari kota ini, mungkin batik akan semakin dikenal di dunia.
Semoga saja bukan hanya batik laweyan yang dikenal di dunia ya Kang, tapi juga sebuah keragaman hasil produksi Indonesia yang bersifat tradisonal yang lainnya dapat dikenal di dunia internasional. Amiiin…
Iya betul Pak. Karena Batik sendiri banyak sekali ragamnya di Indonesia ini.
Jdi hampir semua warga Kampung Laweyan Solo adalah para pengusaha Batik yang sangat maju ya kang, Juragan batik waw pasti batik produk kampung Laweyan sudah merambah ke Luar negeri dong
Kalau melihat dari sejarahnya iya Kang, dan sampai saat ini mereka masih mempertahankan sebuah tradisi dalam pembuatan tradisonal, bahkan ada juga yang menyediakan untuk belajar membatik di kampung batik laweyan ini juga.