Menikmati Wedang Ronde Warna-Warni
Direktori Wisata – Jika datang ke Bandung jangan lupa berkunjung ke Jalan Gardu Jati. Di sini ada sebuah warung Wedang Ronde yang unik. Warung Ronde Gardu Jati sudah ada sejak tahun 1986. Awalnya ini adalah sebuah gerobak yang ada di kaki lima.
Di bagian lain Jalan Gardu Jati tepatnya di dekat hotel Trio, kita juga bisa menikmati ronde yang sama di gerobak kaki lima. Sedangkan warung ronde Gardu Jati ini sendiri mulai buka sejak pukul 9 pagi hingga 12 malam.

Dulu sebelum tahun 2003 tempat ini bernama Ronde jahe warna warni. Kemudian pada tahun 2005 menjadi rumah ronde. Kini kita bisa mengenal tempat ini dengan nama warung ronde Gardu Jati karena tempatnya di jalan Gardu Jati.
Tempat ini tidak begitu besar, terletak tepat di tepi jalan Gardu Jati Bandung. Di depan pintu ada sebuah papan tulis hitam yang ditulisi menu dengan menggunakan kapur. Dari elatalase kita bisa melihat aneka cerek tradisional dan perlengkapan dapur lainnya.
Yang unik di sini adalah isian ronde yang berwarna-warni. Isian ronde terbuat dari tepung beras ketan yang ditambahkan air dan dibuat adonan hingga bisa dibentuk. Adonan ini kemudian dibentuk bulat mirip bola-bola kecil. Di dalamnya diberikan isian berupa aneka jenis kacang yang dihaluskan dan diberi gula agar manis.
Di tempat ini kita bisa mendapatkan isian ronde atau bola-bola ronde yang masih segar. Setelah pengunjung memesan maka para pelayan di tempat ini dengan cekatan membuat isian ronde. Adonan tepung beras ketan memang sudah dipersiapkan sebelumnya, jadi pelayan di sini tinggal membentuk bulatan, mengisinya dengan aneka kacang dan merebusnya dalam air panas. Bola-bola tepung ketan yang warna-warni ini setelah mengambang dipermukaan air mendidih akan diangkat dan disajikan di dalam mangkuk bersama kuah jahe.
Di sini ada sepuluh macam kombinasi wedang ronde . Ada beberapa pilihan wedang ronde favorit seperti ronde campur, ronde soya, ronde durian, tahu ronde, kembang tahu serta sekoteng. Harga yang diberikan di sini juga murah meriah yaitu dalam kisaran Rp 10.000 – Rp 15.000 untuk setiap mangkuknya.
Warna-warni bola-bola ronde yang ada di sini menandakan isiannya. Bola yang berwarna merah muda di dalamnya berisi kacang merah. Sedangkan bola yang berwarna hijau di dalamnya berisi kacang hijau. Untuk ronde yang isi di dalamnya durian bolanya berwarna putih. Ada juga bola ronde tanpa isi yang dibalut dengan wijen diluarnya. Bola warna lain isi di dalamnya adalah kacang tanah.
Sekoteng adalah sejenis ronde dengan kuah dan isian yang lebih beragam. Di tempat ini kuah sekoteng adalah perpaduan kuah ronde dengan rasa jahe yang kuat dengan susu kedelai yang gurih. Di dalamnya terdapat isian bola-bola ronde serta kacang tanah juga potongan roti tawar.

Sejarah Ronde
Ronde adalah makanan tradisional Cina yang dikenal dengan nama Tangyuan. Makanan ini terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan air kemudian dibentuk bulat-bulat dan direbus. Ukuran Tangyuan ada yang kecil dan ada yang besar. Di dalamnya ada yang diberi isi dan ada yang tidak. Tangyuan ini dimakan bersama dengan kuah manis.
Sebelumnya Tangyuan dikenal dengan nama Yuanxiao. Ini adalah nama seorang dayang kerajaan di masa Dinasti Han. Saat itu si Dayang sangat rindu pada keluarganya tapi ia tidak diijinkan meninggalkan istana.
Hingga akhirnya seorang menteri istana menyarankan untuk Yuanxiao membuat makanan terbaik yang bisa ia buat untuk dipersembahkan kepada Dewa pada tanggal 15 di bulan imllek. Ternyata Kaisar menyukai hidangan Yuanxiao dan mengijinkan dayang itu menemui orang tuanya. Sejak saat iu diadakan Festival Yuanxiao setiap tanggal 15 di bulan pertama tahun baru Cina (Imlek)
Pada masa pemerintahan Yuan Shikai (1912-1916), nama Yuangxiao diganti menjadi Tangyuan yang berarti bola bulat dalam sup. Sejak Dinasti Sung Tangyuan telah menjadi makanan yang populer di Cina. Ukuran Tangyuan yang ada di Cina bagian Selatan biasanya lebih besar dari Tangyuan dari Cina bagian Utara.
Tangyuan yang diberi isi manis yang disajikan dengan kuah jahe kemudian dikenal dengan nama Ronde. Ronde biasanya dinikmati oleh keluarga Tionghoa menjelang perayaan Imlek. Bahkan ronde juga digunakan dalam ritual sembahyang .
Seperti terlihat adanya beberapa keluarga Tionghoa yang melaksanakan sembahyang ronde. Bagi masyarakat Tionghoa, ronde identik dengan kebersamaan keluarga seperti halnya teh bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Kini wedang ronde sudah menjadi salah satu kuliner nusantara. Kehadirannya bukan saja di saat hari raya masyarakat Cina peranakan yang ada di Indonesia, tapi wedang ronde sudah banyak dibuat dan dijajakan oleh masyarakat pribumi. Wedang ronde ini sangat lezat dinikmati pada malam hari sambil duduk menikmati kendahan kota di manapun kita tinggal ataupun singgah.[]
Wedang ronde memang joss mas. Lebih mantap kalau dinikamti waktu malam hari atau saat hujan 🙂
Benar mas, minuman ini menghangatkan seklali.
Wah bikin ngiler nih mas malam malam 😀