Oh Snap!

Direktori Wisata Indonesia @2022 | All Right Reserved

Home / Heritage / Keraton Surakarta Hadiningrat;; Sisa Kejayaan Kesultanan Mataram

Keraton Surakarta Hadiningrat;; Sisa Kejayaan Kesultanan Mataram

/

Menilik Sisa Kejaan Kesultanan Mataram di Keraton Surakarta Hadiningrat

Direktori Wisata.- Keraton Surakarta Hadiningrat merupakan salah satu kerajaan yang berada di Pulau Jawa yang kini menjadi salah satu destinasi yang menarik di Jawa Tengah.

Mengisi liburan di kawasan Solo kurang lengkap rasanya bila tidak megunjungi kawasan Keraton Surakarta Hadiningrat. Di lokasi ini, di samping kita bisa mendapatkan spot foto yang unik, kita juga bisa mendapatkan beragam informasi tentang perjalanan sejarah Keraton.

Dari informasi yang Direktori Wisata Indonesia terima di lokasi, Raja pertama Keraton Surakarta Hadiningrat ini adalah Paku Buwana II dengan nama asli Raden Mas Prabasuyasa putra dari Amangkurat IV degan Ratu Amangkurat, yang merupakan raja terakhir dari Kasunanan Kartasura yang memerintah sejak 1726-1742. Paku Buwana II sendiri  menjadi raja Surakarta sejak tahun 1745 sampai 1749.

keraton-surakarta

Sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat dimulai ketika Keraton Kartasura rusak dan hancur, serta suasana perlawanan pihak kerabat yang tidak kunjung reda. Maka pada waktu itu, Sunan Paku Buwana II yang telah menempati tahtanya kembali berencana mencari tempat pengganti dan memutuskan untuk membangun istana baru di Desa Sala, yang bernama Surakarta.

Baca : Wisata Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta

Lanjut informasi yang diterima Direktori Wisata di lokasi, meski salah pada waktu itu lokasinya berkontur rendah dan penuh rawa-rawa, namun lokasi ini dipilih sebagai lokasi keraton baru untuk mengalahkan Desa Kadipala dan Desa Sanasewu.

Butuh dua tahun untuk mempersiapkan hingga pada 17 Febuari 1745 Keraton Kartasura pun pindah ke Sala dan diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat.

Warna biru putih pada Keraton Surakarta Hadiningrat muncul pada masa Susuhan Paku Buwana X yang bertahta pada tahun 1893 sampai 1939.

keraton-surakarta

Kemegahan dari bangunan arsitektur Keraton Surakarta Hadiningrat tidak dapat terlepas dari sebuah nilai unsur budaya dan tradisi lokal Jawa yang memiliki nilai catatan sejarah dengan nilai magis dan spiritualnya.

Kontruksi bangunan Keraton Surakarta Hadiningrat sendiri mengggunakan bahan kayu jati yang diperoleh dari Alas Kethu yang berada di dekat Kota Wonogiri ini terlihat kokoh berdiri hingga saat ini.

Melangkahkan kaki tanpa alas, kami pun masuk ke dalam halaman Keraton Surakarta Hadiningrat. Deretan pohon sawo kecik yang rimbun menenggelamkan hawa panas Kota Solo di sinag hari.

Sedangkan untuk halamannya bertabur pasir dan debu yang didatangkan dari Pantai Parangkusumo dan Gunung Merapi membuat kaki merasa nyaman menapak menuju samping pendopo.

keraton-surakarta

Perpaduan gaya arsitektur bergaya Jawa dan Eropa membungkus bangunan Keraton Surakarta Hadiningrat yang dipenuhi patung-patung para dewa dewi yang bertebaran di setiap sisi ruangan yang mudah terlihat.

Di salah satu pojok halaman berdiri sebuah bangunan bersama panggung Sanggabuwana. Bangunan yang terlihat menonjol jika kita memasuki Kori Kamandungan Lor.

panggung-sanggabuana.

Pada masanya, bangunan Sanggabuwana ini merupakan bangunan tertinggi di Surakarta. Terdiri atas lima lantai yang konon menurut informasi memiliki ketinggian 36 meter. Bangunan Sanggabuana  yang berada di Keraton Surakarta Hadiningrat dibangun pada masa Paku Buwana III pada tahun 1708 (tahun Jawa) atau 1782 M dan dikerjakan oleh Ki Baturatna sebagai tukang batunya dan Kyai Nayawreksi sebagai tukang kayunya.

Bila kita perhatikan, atap bangunan Sanggabuana berwujud tutup saji sebagai perlambang bahwa pada bagian tersebut digunakan untuk menaruh sesaji. Dan pada puncak bangunan terdapat suatu hiasan berbentuk orang membawa busur panah yang menaiki naga besayap dan bermahkota.

keraton-surakarta

Lanjut informasi yang kami terima, ini merupakan sengkalan dari Naga Muluk Tinitihan Janna, bila dijabarkan ( Naga =8; Muluk = 0, Tinitihan = 7; dan Janna = 1) berarti 1708 tahun Jawa.

Namun oleh Paku Buwana III dan atas saran Pujanggadalem Yosodipura Tus Pajang, hiasan tersebut bisa dibaca sebagai Kiblat Rinaras Tri Buwono, yang berarti tahun 1364 H dan ini sama dengan tahun 1945 M.

Jadi kesimpulannya, tahun kemerdekaan Negara Republik Indonesia sudah terbaca dari lambang pada hiasan bangunan Panggung Sanggabuana sebelum masa tersebut tiba.

Terlepas dari faktor kebetulan atau pun sebuah pertanda ilham yang didapat dari si pembuatnya yang diberikan oleh Tuhan melalui karya seninya.

Menurut informasi dan mitos kepercayaan yang berkembang di Surakarta, bangunan panggung Sanggabuana yang terdapat di dalam area Keraton Surakarta Hadiningrat merupakan bangunan yang dianggap keramat.

Sebab, bangunan ini sering digunakan untuk bersemedi para Raja yang berkuasa. Dan pada masa peperangan bangunan ini digunakan untuk megawasi aktivitas musuh.

Di sebelah Keraton Surakarta Hadiningrat berdiri sebuah museum yang berisikan pusaka-pusaka kerjaan, tempat penyimpanan kereta dan kusirnya, senjata kuno dan keris, serta benda-benda antik lainnya yang bisa kita lihat di sana.

Baca : Wisata Di Museum Keraton Surakarta

Wisata Di Keraton Surakarta Hadiningrat kita dapat mengenal lebih dekat dan mengetahui bahwa bangunan Keraton Surakarta Hadiningrat di bagi menjadi beberapa bagian yang terdiri atas : Komplek Alun-alun Lor/utara; Komplek Sasana Sumewa; Kompleks Sithinggi Lor/Utara; Kompleks Kamandungan Lor/Utara; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks Kamagangan; Kompleks Srimanganti Kidul/Selatan dan Kemandungan Kidul/Selatan; serta Kompleks Sithinggil Kidul dan Alun-alun Kidul. Di mana semua kawasan Kompleks Keraton Surakarta Hadiningrat ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya.[]

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest

8 Comments

  1. Kalau saya melihat atap Sanggabuana,arsitekutrnya lebih mirip arsitektur model eropa.

    • Benar mas, an gaya desiannya pun tidak bisa di bohongi ya ? he,, he, he,, ๐Ÿ˜€

  2. perawatan akan nilai sejarah membuat bangunannna ini masih terlihat sangat kokoh ya mas, walaupun umurnya sudah tua

    • Benar mas, prawatannya untuk memelihara dan melestarikannya saja tidak mudah ya ?….

  3. Saya belum pernah ke keraton surakarta hadiningrat, tapi dengan membaca disini saya terbantu sekali… nanti kalau wisata sungguhan gak kikuk lagi he

    • Jalan-jalan di Solo, pastinya banyak juga yang menjadi lokasi ini menjadi destinasi wisata yang menarik di kunjungi kang, apalagi keraton Surakarta ini. Langsung aja ke TKP nanti kalau ke Solo Mang. ๐Ÿ˜€

  4. jadi inget waktu kesasar muter-muter di surakarta ๐Ÿ˜‰

Comments are closed.

This div height required for enabling the sticky sidebar
Translate ยป
Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views :