Kearifan Lokal Masyarakat di Pulau Pisang Pesisir Barat Lampung
Menelisik Tradisi Masyarakat Lokal Daerah Pesisir Barat di Pulau Pisang Lampung
Direktori Wisata – Tradisi dan kearifan lokal masyarakat di Pulau Pisang Lampung menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Mengunjungi Pulau Pisang di daerah Pesisir Barat Lampung tidak luput dari kegiatan dan aktifitas masyarakatnya yang berprofesi sebagai nelayan. Namun tentunya kegiatan masyarakat di pulau ini memiliki catatan perjalanan yang panjang untuk ditelusuri dan digali.

Konon informasi yang Direktori Wisata terima dari pemandu wisata lokal di lokasi, sebelum dibangunnya jalan lintas Sumatera Pulau Pisang menjadi daerah transit perdagangan lintas Sumatera. Meski kawasan pulau ini hanya seluas 1.423 km persegi, pulau ini sempat merajai Provinsi Lampung. Hasil cengkeh dan kekayaan lautnya berjaya sejak jaman Belanda. Bahkan pada tahun 1890 di pulau kecil ini sudah dibangun sebuah sekolah yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Namun sayangnya pada tahun 1978 seluruh tanaman cengkeh di Pulau Pisang mati, dan pendapatan masyarakat di pulau ini pun menurun drastis. Pembangunan jalan trans Sumatera membuat transporatasi perdagangan melalui jalur laut menjadi sepi, akibatnya satu persatu masyarakat Pulau Pisang memilih untuk bermigrasi meninggalkan Pulau Pisang. Pada era tahun 1970-an penduduk di Pulau Pisang mencapai sekitar 800 kepala keluarga perdesanya. Namun sekarang ini di antara 6 desa jumlah penduduk di pulau ini hanya tinggal 500 kepala keluarga.

Fasiltas umum di Pulau Pisang sangat sukar didapatkan warga di pulau ini.Dimana hampir semua warga di Pulau Pisang mengandalkan transporatsi laut. Tapi uniknya dermaga yang ada di pulau ini justru rusak tidak berfungsi. Seiring berjalanan waktu kini masyarkat di Pulau Pisang mencoba bangkit dari kepurukannya, dimana masyarakat di pulau ini mencoba kembali menanam cengkeh pada tahun 90-an.
Cengkeh dari Pulau Pisang konon masuk dalam golongan terbaik diantara cengkeh dari daerah Sumatera lainnya. Dan cengkeh di pulau ini juga dikenal sebagai cengkeh berkualitas dari Pulau Sumatera. Memetik cengkeh menjadi pemandangan dan tradisi bagi mereka yang memiliki kebun, sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki kebun hanya bisa memungut cengkeh yang berjatuhan dari pohonnya.
Masyarakat di pulau ini menamakan kegiatan memungut cengkeh yang jatuh dari pohonnya dengan kegiatan “melahang”. Uniknya mereka yang memungut lebih banyak dari pada mereka yang memetik cengkeh. Di Pulau Pisang ini, cengkeh yang telah jatuh dari pohonnya maka itu sudah bukan milik pemilik kebun cengkeh. Melainkan cengkeh-cengkeh tersebut boleh diambil oleh setiap warga yang yang mencarinya.
Satu persatu butiran biji cengkeh sanagat berarti bagi mereka yang memungutnya. Apalagi pada saat tangkapan ikan di laut sepi, hasil memungut cengkeh dapat menjadi pendapatan tambahan bagi masyarakat di Pulau Pisang ini. Tidak hanya ibu-ibu, namun anak-anak pun juga terlibat dalam kegiatan memungut cengkeh di kebun cengkeh yang berada di balik keindahan pesona wisata bahari di Pulau Pisang.
Sedangkan untuk kegiatan panen cengkeh di pulau ini masyarakat biasanya menggunakan tangga yang terbuat dari bambu. Tingginya pohon dan bunga cengkeh di setiap batang membuat mereka harus telaten dalam hal memilih. Tidak peduli dengan tingginya anak tangga yang ada dibenak mereka adalah tercukupinya kebutuhan untuk keluarga.
Tidak sedikit pun terlintas takut di dalam benak mereka untuk menaiki anak tangga yang panjang sekitar 6-8 meter untuk menaiki pohon cengkeh. Padahal pemetikan cengkeh dilakukan selama berjam-jam. Bahkan setengah hari mereka harus berdiri di anak tangga yang bersandar di atas pohon. Setelah di petik cengkeh-cengkeh hasil panen mereka pun di jemur hingga 3-5 hari sesuai dengan keadaan cuaca.
Kearifan lokal dan tradisi masyarakat Pulau Pisang di Lampung tersebut merupakan catatan kecil perjalanan kami saat melakukan perjalanan di Pulau Pisang. Untuk ke pulau ini sahabat bisa mendapatkan informasinya untuk mencari tahu untuk menuju ke Pulau Pisang Lampung.
Semoga informasi yang kami bagikan dari perjalanan kami di Pulau Pisang, bisa memberikan manfaat bagi sahabat Direktori Indonesia untuk mengenal dan membuka cakrawala pengetahuan kita bersama dari potensi kearifan lokal dan tradisi masyarakat Pulau Pisang yang berada di pesisir barat Lampung Indonesia.[]