Oh Snap!

Direktori Wisata Indonesia @2022 | All Right Reserved

Home / Solo / Kampung Batik Laweyan: Harmonisasi Modernitas Dan Masa Lalu

Kampung Batik Laweyan: Harmonisasi Modernitas Dan Masa Lalu

Kampung Batik Laweyan: Harmonisasi Modernitas Dan Masa Lalu Yang Dikenal

Direktori Wisata.- Kampung Batik modernitas berpadu kehidupan masa lampau sebagai harmonisasi keunikan budaya dan kearifan lokal bernilai sejarah di Laweyan Surakarta.

Kampung Batik Laweyan terletak di sebelah selatan Kota Solo, Kawasan ini menawarkan tempat wisata kerajinan batik sekaligus wisata sejarah.

kampung-batik-laweyan

Dari pengamatan dan informasi Direktori Wisata di daerah Kampung Batik Laweyan, warga Kampung Laweyan sudah memproduksi kain batik sejak masa Kerajaan Pajang. Beragam motif batik khas Solo lahir dari para perajin di wilayah ini.

Konon dulunya kampung batik Laweyan ini sebagai pusat pembatik-pembatik handal yang disuplai untuk memenuhi kebutuhan pakaian-pakaian Keraton Surakarta Hadiningrat untuk upacara-upacara ritual di Karaton.

Lanjut informasi, Laweyan berasal dari kata lawe yang berarti benang. Nama ini lahir karena pada masa Kerajaan Pajang, dan  “Laweyan” sendiri pada saat itu merupakan pusat kerajinan benang untuk bahan tenun.

Dikarenakan letaknya yang sangat strategis dan di dekat tepi sungai Jenes dengan Badanaran sebagai dermaga angkut, membuat perdagangan di Laweyan kian menjadi populer.

Pada awal abad 20 nama Kampung Batik Laweyan di kenal , berbarengan pada masa trend industri laweyan beralih dari tenun ke batik. Dan pada saat itu indutri batik tumbuh pesat dan lahirlah saudagar-sudagar kaya.

Pada masa penjajahan para saudagar batik mendapat tekanan dari Belanda. Dengan semangat perlawanan atas penindasan Belanda salah satu saudagar “Laweyan” KH. Samanhudi yang lahir di Kampung Laweyan membentuk Serikat Dagang Islam guna melindungi pedagang pribumi.

Meski sempat mengalami pasang surut industri batik Laweyan mulai merangka naik, dan pada tahun  2005 dibentuklah Kampung Batik Laweyan. Salah satu rumah produksi batik Laweyan yang Direktori Wisata singgahi adalah Batik Mahkota Laweyan yang didirikan pertama kalinya pada tahun 1956, dan dirintis oleh Rajiman Puspowiyoto. Dan sekarang dikelola oleh Bapak Alfa Fabela.

kampung-batik-laweyan

Kini, Laweyan bergerak sebagai cluster wisata yang menawarkan kenangan masa lalu dan modernitas dengan cara bersamaan. Dibawah forum pengembangan Kampung Batik Laweyan, kini industri batik tidak hanya terhenti pada produksi batik semata, melainkan juga pengembangan Laweyan sebagai tempat wisata terpadu.

Dengan adanya showroom bagi para pembeli batik, kini di tempat ini kita bukan hanya dapat membeli batik tradisional, namun juga dapat diajak belajar mengenal batik lebih jauh dari seni budaya batik yang sesungguhnya.

Hal ini diupayakan agar para konsumen tidak hanya pergi dan atang untuk membeli batik. Namun, juga dapat ikut melestarikan batik tradisional.

Bangunan-bangunan kuno yang banyak tersebar di Kampung Batik Laweyan, dengan beberapa situs bangunan yang memiliki nilai histori sejarah, dan nilai desain seni arsitektur yang unik dan klasik, menjadikan tempat ini menjadi sebuah kawasan yang bukan hanya menyediakan tempat wisata belanja, namun harmonisasi antara edukasi dan pembelajaran sejarah dan budaya serta seni gaya arsitektur pun dapat digali di lokasi tempat ini.

Baca: Menysuri Kampung Batik Laweyan Solo

Gerai-gerai batik ang tersebar diseluruh penjuru Kampung Batik Laweyan dengan proses pembuatan batik hingga menjadi pakaian yang indah, kita dapat menyaksikannya secara langsung di lokasi ini.

Dan sebagai kawasan tempat wisata kini, Kampung Batik Laweyan didukung oleh beberapa fasilitas penunjang di daerah sekitarnya seperti penginapan, pusat oleh-oleh serta kemudahan transportasi yang menjadikan kampung batik Laweyan ini semakin menarik dan mudah dikunjungi oleh siapa saja untuk melakukan wisata belanja, wisata edukasi kerajinan batik, wisata sejarah, dan wisata seni dan budaya.

Kampung Batik Laweyan: Harmonisasi Modernitas Dan Masa Lalu merupakan sebuah tempat wisata terpadu yang harmonis dan merupakan perpaduan kehidpan masa lalu yang terbalut beragam kenikan dan misteri dari sebuah nilai seni budaya tradisional batik Solo.[]

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest

4 Comments

  1. Ahhhhh, keren bisa batik kayak di Jogja 🙂

    • Yogya dan Solo memiliki potensi tempat wisata batik yang sama untuk belajar ya Kang 😀

  2. harus terus dilestarikan dan jangan sampai tergerus oleh teknologi tekstil yang lebih canggih dan variatif, motif klasik dipadukan dengan corak ragam style masa kini pastilah bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen

    • Benar gan, karena batik tradisional merupakan salah satu aset budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai seni dan sejarah juga. 😀

Comments are closed.

This div height required for enabling the sticky sidebar
Translate »
Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views :