Oh Snap!

Direktori Wisata Indonesia @2022 | All Right Reserved

Home / Info / Asal Masukan Daerah Cina (Lokasi Pecinan) di Indonesia

Asal Masukan Daerah Cina (Lokasi Pecinan) di Indonesia

/

Direktori Wisata – Daerah Cina, atau juga di kenal dengan makna Pecinan (唐人街; Tángrénjiē) yaitu permukiman yang mulanya “diprioritaskan” buat penduduk etnis Tionghoa di Indonesia.

Asal Masukan Daerah Cina (Lokasi Pecinan) di Indonesia

Ke bahasa Inggris, ada juga makna yang menunjuk di kata itu, ialah Chinatown. Chinatown tidak sekedar ada pada Indonesia, namun pun ada di bermacam Negara, contohnya saja pecinan di Melbourne, Australia serta pecinan di Yowarat, Bangkok, Thailand.

Asal muasal Daerah Cina (Pecinan) di Indonesia

Tiongkok yaitu Negara dengan masyarakat paling banyak di dunia. Orang Tiongkok di kenal juga senang mengembara buat cari penghidupan yang lebih bagus (kebanyakan berdagang).

Sejak mulai akhir keruntuhan dinasti China yang paling akhir (Dinasti Qing; 1912) sampai di waktu masa Mao Zedong (194 s/d 1976), masa itu Tiongkok sungguh-sungguh miskin, sampai lebih miskin dari Indonesia.

Kenyataan ini jadi satu diantara argumen kenapa banyak orang-orang Tiongkok mengembara serta bertempat di bermacam Negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Australia, sampai di Asia Tenggara, sebagaimana pada Singapore (75% chinese descendant), Malaysia (23% chinese descendant), tergolong Indonesia (1,2% chinese descendant).

Sesuai sama orang India yang berkesan ada dimana saja, begitu juga orang Tiongkok yang menebar di semua tempat, di 4 belahan dunia.

Bangsa Tiongkok mulai masuk ke Indonesia seputar zaman ketujuh serta memulai bertempat seputar zaman kesebelas.

Sesungguhnya, Indonesia tidaklah maksud inti dari penjajakan bangsa Tiongkok. Namun demikian, letak Indonesia yang taktis dalam lajur perdagangan dunia, bikin Indonesia selaku Negara yang punya status penting.

Karenanya, banyak kapal dagang / perantau hadir datang ke Indonesia. Pada waktu itu, beberapa dari perantau mulanya tinggal di pesisir barat Kalimantan Barat, pesisir Timur Sumatera Utara serta Riau (lokasi Malaya).

Anyar di zaman ke-14, pekerjaan perdagangan memajukan penduduk Tiongkok buat mengeksplor lebih dalam ke bermacam lokasi anyar, sampai selanjutnya melakukan migrasi ke pulau Jawa.

Di abad-abad setelah itu, mulai terbuat lokasi lokasi (pangkal) yang masyarakatnya dimonopoli oleh etnis Tionghoa. Lokasi ini ada dalam wilayah pantai utara Jawa, Palembang serta Surabaya.

Banyak perantau kebanyakan kesini buat cari dermaga . Sehingga, sembari tunggu musim buat kembali pada negara asal, mereka bakal bertempat di kota.

Satu diantara hal yang mengukuhkan penduduk Tiongkok buat bertempat di Indonesia, yaitu asal dari ekspedisi Laksamana Zheng He (鄭和), atau Cheng Ho, ke banyak kota yang ada pada pesisir pantai utara Jawa ini. Ekspedisi laksamana Cheng Ho dikerjakan di tahun 1405 sampai 1433.

Sehabis sejak ekspedisi itu, bangsa Tiongkok lambat-laun hadir serta berkembang sangat cepat di lokasi Indonesia.

Penduduk Tiongkok di pulau Jawa makin bertambah dari sekian waktu. Berdasar pada evaluasi yang dikerjakan di awalan tahun 1800-an, jumlah pendatang Tiongkok yang tinggal dari sana mulanya cuma seputar 100 ribu jiwa. Akan tetapi setelah itu berkembang 5x lipat di tahun akhir 1800-an itu, jadi ±500 ribu jiwa.

Di awalan 1900-an pun adalah pucuk kemajuan penduduk Tionghoa di Indonesia. Mereka selalu banyak yang datang, mulai beranak pinak dan kawin campur dengan penduduk lokal.

Baca juga : Wisata Religi Islam di Masjid Lautze Jakarta

Sebab kemajuan (jumlah masyarakat) mereka yang demikian sangat cepat serta memulai menguasai perdagangan, pemerintahan Hindia Belanda di waktu itu selanjutnya melaksanakan cara penertiban, ialah dengan membentuk lokasi spesial buat mereka, mengonsentrasikan penduduk Tionghoa ke lokasi anyar itu.

Lokasi spesial buat orang Tionghoa tersebut yang kedepannya disebut Daerah Cina atau Pecinan.

Di bawah ini yaitu 2 hal terjadinya pecinan di bermacam lokasi Indonesia :

1. Hal Politik

Di era Hindia-Belanda, pemerintahan usaha mengendalikan masyarakat lewat cara mengumpulkan mereka berdasar pada RAS. Perihal ini dikerjakan biar setting serta pemantauan lebih ringan. Tidak sekedar ras China saja yang difungsikan ketetapan ini, namun juga ras lain, seperti ras orang kulit putih dari Eropa, serta ras pribumi.

Asal Muasal Daerah Cina (Lokasi Pecinan) di Indonesia

Satu diantara perumpamaannya yaitu ketetapan yang dikeluarkan oleh wijkenstelsel di tahun 1836. Ketetapan ini memaksakan masyarakat yang punya etnis spesifik buat tinggal di lokasi yang udah dipastikan pemerintahan Hindia Belanda.

Ketetapan ini memaksa penduduk Tionghoa (bersama trahnya) buat diletakkan pada suatu lokasi yang serupa.

Nach, berikut ini cikal bakalan bertumbuhnya lokasi pecinan di bermacam kota di Indonesia. Akan tetapi, ada yang mengucapkan kalau pada waktu itu lokasi pecinan punya pengamanan yang ketat.

Sampai satu orang mesti memperoleh izin buat masuk-keluar wilayah pecinan.

Banyak masyarakatnya lantas mesti memohon surat jalan seandainya pengin keluar wilayah itu. Sikap pemerintahan ini membikin tempat gerak penduduk Tionghoa jadi terbatas, serta kegiatan mereka cuma terfokus di lokasi pecinan saja.

Satu diantara perumpamaannya yaitu pecinan yang ada pada wilayah Semarang. Di tahun 1740, banyak etnis Tionghoa yang menentang kepada pemerintahan Hindia-Belanda. Hasil dari perlawanan ini, penduduk Tionghoa setelah itu dipindah serta disatukan ke lokasi Semarang tengah, dari yang awalnya tinggal di wilayah Gedong Batu.

Pindahan ini dikerjakan biar pemantauan kepada penduduk Tionghoa lebih ringan.

Baca juga : Pesona Wisata Kampung Cina di Semarang

Disamping buat perihal pemantauan, pemerintahan masa itu pun berniat meningkatkan lokasi pecinan buat memperlebar lajur distribusi hasil bumi, dan buat menghindari mereka biar tak hubungan dengan penduduk pribumi (melaksanakan kerja sama-sama aksi kejahatan).

2. Hal Sosial

Disamping hal politik, hal sosial pun punya andil bertumbuhnya pecinan di bermacam wilayah. Hal sosial ini muncul dari kehendak penduduk Tionghoa sendiri, biar disatukan bersama penduduk yang lain se-etnis.

Sesuai sama kumpulan etnis yang lain lebih senang kumpul dengan orang2 se-etnis, penduduk Tionghoa pun terasa lebih nyaman serta aman sewaktu bersama dengan orang2 yang punya background, tradisi, serta bahasa yang serupa (perantauan).

Barangkali dapat banyak yang menilainya kalau impian ini adalah tandanya kalau penduduk Tionghoa mempunyai sifat tertutup, khusus, serta berkesan tak ingin bergabung dengan penduduk lokal. Namun sesungguhnya sikap ini pun berlangsung di etnis mana pun; contohnya dengan terjadinya daerah India di Medan.

Seiring bersamanya waktu, banyak lokasi pecinan yang setelah itu berkembang jadi pusat perdagangan serta ekonomi; seperti lokasi Glodok di Jakarta.

Barangkali kenyataan ini udah bukanlah soal asing kembali. dikarenakan dengan lihat lingkungan sekitaran saja ,kita dapat menilainya kalau orang Tionghoa senang berdagang.

Di lokasi pecinan ini, kebanyakan berjejer toko toko, sampai ruko-ruko bertingkat, selaku tempat penduduk Tionghoa bekerja, bagus buat pekerjaan tiap hari (hunian) ataupun buat berdagang.

Waktu ini wujud RUKO (rumah toko) lebih berciri minimalis, dengan 2 atau 3 lantai. Lantai bawah sebagai tempat berdagang, sementara itu di lantai 2 serta 3 dipakai selaku hunian.

Terdapatnya lokasi pecinan (daerah cina) berikan kebebasan buat penduduk Tionghoa buat membela kultur budayanya. Oleh sebab tersebut, waktu masuk ke lokasi pecinan, budaya Tionghoa bakal begitu terasa kental.

Kerapkali tercium wewangian dupa, sebab di lokasi ini jelas ada sejumlah kelenteng atau vihara, yang dipakai selaku tempat sembahyang serta tempat berkumpulnya populasi penduduk Tionghoa.

Berisi bangunan-bangunan tua yang artistik, membikin bermacam lokasi pecinan / daerah cina di Indonesia kerap dipakai pemda/kota selaku tempat tamasya lokal.

Baca juga : 8 Kota Dengan Lokasi Pecinan Yang Legendaris

Saat ini, beberapa kota besar punya wilayah pecinan. Di pulau Jawa sendiri nyaris di tiap kota punya pecinan, sampai-sampai beberapa kota kecil, dengan umur yang termasuk cukup muda. Semasing pecinan punya sejarahnya sendiri. Serta di sini kami akan juga bagikan 5 contoh pecinan di Indonesia.

Nach, barangkali demikian dahulu penjelasan tentang asal muasal pecinan serta sebagian contoh pecinan di Indonesia. Mudah-mudahan penjelasan ini melipur serta memperbanyak pandangan buat banyak pembaca.[]

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest
This div height required for enabling the sticky sidebar
Translate »
Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views :